Bintang Terakhir di Galaksi Lyra
Di tepi galaksi Lyra, jauh melampaui kilauan bintang yang biasa dipantau teleskop Bumi, sebuah kapal riset antarbintang bernama Aurora Horizon melayang hening. Kapal itu menjadi rumah bagi enam penjelajah muda yang bertekad menemukan sumber energi ramah alam semesta. Pemimpin mereka adalah Nara El-Khalid, ilmuwan muda berusia 28 tahun, terkenal karena kecerdasannya sekaligus hatinya yang lembut.
Nara duduk di ruang kendali, menatap cahaya bintang yang berkedip seperti denyut nadi kosmos. Di layar hologram, tampak sebuah bintang tua—Zerath—yang sedang memasuki fase supernova. Ledakan itu akan memancarkan energi luar biasa, cukup untuk menyalakan reaktor hijau yang menjadi misi Aurora Horizon. Namun, Nara menyadari bahaya: di dekat Zerath terdapat koloni kecil makhluk cerdas bernama Elyon, spesies mirip manusia namun bertubuh kristalin.
“Jika kita mengambil energi supernova itu,” ujar Kai, teknisi kapal yang juga sahabat lama Nara, “kita bisa menyelesaikan krisis energi di dua sistem bintang. Tapi… koloni Elyon bisa musnah.”
Nara menatap layar tanpa berkedip. “Benar. Dan tugas kita bukan hanya mencari energi, tetapi melindungi kehidupan. Itulah etika pertama dalam Kode Penjelajah.”
Perjumpaan dengan Elyon
Aurora Horizon menurunkan kapsul pendarat ke permukaan planet kristal tempat Elyon bermukim. Atmosfer planet itu berkilau seperti ribuan permata, dan setiap pijakan mengeluarkan suara nyaring bagai denting kaca.
Seorang Elyon bernama Lereth menyambut mereka. Tubuhnya transparan, berisi cahaya biru yang berdenyut lembut. “Kami tahu Zerath akan meledak,” katanya dengan nada yang menyerupai harmoni musik. “Kami pun takut. Rumah kami akan hancur.”
Nara menundukkan kepala, tanda hormat antar-peradaban. “Kami datang untuk mempelajari bintang, bukan merusak rumah kalian. Jika kalian mau, kita bisa mencari cara menyelamatkan koloni ini.”
Lereth mengangguk, cahaya dalam tubuhnya berkilat lebih terang. “Banyak penjelajah lain memilih meninggalkan kami. Kalian berbeda.”
Dilema Etika
Kembali ke kapal, perdebatan memanas. Mira, navigator muda yang bersemangat, menegaskan: “Jika kita tidak memanfaatkan energi supernova ini, perjalanan kita selama lima tahun akan sia-sia. Banyak dunia menunggu pasokan energi hijau!”
Kai menimpali, “Benar, tapi apa gunanya energi itu bila diperoleh dengan mengorbankan makhluk hidup? Kode Penjelajah mengutamakan kehidupan.”
Nara mengangkat tangannya, memandang kru satu per satu. “Kita bisa mencari solusi ketiga: menyelamatkan Elyon sekaligus memanen energi, tanpa menyalahi etika. Kita hanya perlu cara.”
Mereka pun bekerja tanpa lelah. Nara meneliti pola radiasi Zerath, Mira memetakan orbit aman, dan Kai merancang pelindung gravitasi raksasa yang dapat menahan gelombang ledakan.
Upaya Penyelamatan
Dalam waktu tiga hari, Aurora Horizon menyiapkan Perisai Harmoni, susunan satelit energi yang membentuk medan pelindung di sekitar planet Elyon. Sementara itu, Lereth dan para tetua Elyon menyiapkan kristal inti planet untuk menyelaraskan frekuensi perisai. Butuh kerja sama lintas spesies dan kepercayaan penuh.
Namun, tepat sebelum peluncuran, badai magnetik dari Zerath mengacaukan sistem. Salah satu satelit Perisai Harmoni keluar jalur. Tanpa satelit itu, planet Elyon akan terkena semburan radiasi mematikan.
Kai bergegas ke dek kendali. “Kita tak punya waktu! Satelit harus diperbaiki secara manual.”
Nara menatapnya. “Itu berbahaya. Radiasi sudah melonjak.”
Kai tersenyum tipis. “Aku tahu. Tapi Kode Penjelajah: ‘Nyawa satu jiwa tak lebih tinggi dari banyak, namun keberanian satu jiwa bisa menyelamatkan semua.’”
Tanpa menunggu jawaban, Kai mengenakan pakaian antiradiasi dan meluncur ke luar angkasa. Nara menggenggam konsol kendali, menahan napas. Seluruh kru menatap layar dengan cemas.
Keajaiban di Tengah Ledakan
Kai berhasil mengaktifkan satelit terakhir tepat ketika Zerath meledak menjadi supernova. Kilatan cahaya menelan kegelapan, seperti seribu matahari mekar sekaligus. Aurora Horizon bergetar hebat, namun Perisai Harmoni menyala dalam paduan cahaya biru dan perak, menahan gelombang radiasi. Planet Elyon tetap utuh.
Di permukaan, para Elyon menyanyikan nada kristalin sebagai ungkapan syukur. Lereth menatap ke langit, cahaya dalam tubuhnya menari seperti pelangi. “Kalian telah membuktikan bahwa keberanian dan welas asih dapat berjalan beriringan.”
Kai kembali ke kapal, kelelahan namun selamat. Nara menatapnya dengan mata berkaca. “Kau mengambil risiko besar.”
Kai tersenyum. “Kadang, untuk menegakkan etika hidup, kita harus bertindak meski takut.”
Hadiah dari Elyon
Sebagai tanda terima kasih, para Elyon menghadiahkan Kristal Harmoni, mineral unik yang dapat menyimpan energi supernova tanpa merusak lingkungan. “Energi ini lebih murni daripada yang kalian bayangkan,” kata Lereth. “Gunakan untuk kebaikan.”
Nara menerima kristal itu dengan hormat. “Kami berjanji, energi ini hanya untuk kehidupan, bukan perang.”
Aurora Horizon kemudian meninggalkan sistem bintang Lyra dengan hati penuh harapan. Mereka bukan hanya membawa energi baru untuk banyak dunia, tetapi juga pelajaran abadi: bahwa keberanian sejati lahir dari kepedulian pada kehidupan lain.
Pesan Abadi
Di buku catatan misinya, Nara menulis:
“Semesta ini luas, namun etika adalah bintang penuntun. Kita tidak hanya penjelajah ruang, tapi penjaga kehidupan. Ketika kekuatan dan kebaikan bersatu, bahkan ledakan bintang pun dapat menjadi sumber harapan.”
Nilai Kebaikan dan Etika Hidup
- Mengutamakan Kehidupan – Para penjelajah memilih menyelamatkan Elyon meski harus menunda misi, menegaskan bahwa nilai kehidupan lebih berharga dari kepentingan energi.
- Keberanian Bertanggung Jawab – Kai menunjukkan bahwa keberanian sejati bukan sekadar nekat, melainkan kesediaan menanggung risiko demi kebaikan bersama.
- Kerja Sama Lintas Perbedaan – Manusia dan Elyon bekerja sama, membuktikan bahwa harmoni antar-peradaban bisa menyelamatkan dunia.

Comments
Post a Comment