Fenomena Bola Api Melintas di Langit Cirebon Hebohkan Warga, Begini Penjelasan Ahli

Fenomena bola api di langit Cirebon viral di media sosial. Warga heboh, para ahli menjelaskan dugaan meteor atau sampah antariksa. Simak fakta lengkapnya di sini!

Fenomena Bola Api Viral di Langit Cirebon: Dentuman, Meteor, atau Hanya Sisa Pembakaran?

Pengantar

Pada Minggu malam tanggal 5 Oktober 2025, warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, digegerkan oleh kemunculan bola api terang yang melintas cepat di langit, disertai suara dentuman keras yang terdengar hingga radius cukup jauh. Video dan rekaman peristiwa ini langsung viral di media sosial — banyak orang mempertanyakan apakah itu meteor jatuh, benda antariksa, atau sesuatu yang lebih “biasa.”

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri kronologi kejadian, kesaksian warga, penjelasan lembaga resmi (BMKG, BRIN, kepolisian), analisis ilmiah, spekulasi yang muncul, serta implikasi fenomena ini terhadap publik dan literasi sains di Indonesia.

Kronologi & Kesaksian Warga

Waktu & Lokasi

  • Kejadian berlangsung pada malam Minggu, 5 Oktober 2025, sekitar pukul 18.35–19.00 WIB.

  • Lokasi utama pengamatan berada di wilayah Kabupaten Cirebon (termasuk kecamatan Lemahabang, Beber, Mundu, dan sekitarnya).

Kesaksian Warga

  • Sejumlah saksi menyebut melihat bola cahaya bergerak cepat di langit malam dengan jelas. Warna cahaya yang dilaporkan bervariasi: ada saksi yang menyebutnya “hijau-putih”, atau “oranye keputihan.”

  • Beberapa warga melaporkan suara dentuman keras menyusul kemunculan cahaya tersebut, hingga membuat pintu rumah bergetar atau menduga suara seperti ledakan.

  • Warga yang tinggal di desa-desa lebih jauh juga mengaku mendengar suara dan getaran, meskipun visual tidak selalu terlihat.

  • Rekaman video amatir yang tersebar di media sosial memperlihatkan garis cahaya melintas cepat di langit malam sebelum hilang.

Karena video dan kesaksian tersebar luas, isu ini menjadi perbincangan hangat di media daring dan diskusi publik.

Penyelidikan & Tanggapan Resmi

Kepolisian & Polda

  • Polresta Cirebon bersama Polda Jawa Barat melakukan penelusuran di lokasi-lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuhnya benda. Namun, tidak ditemukan jejak benda meteor atau fragmen di permukaan tanah. 

  • Yang ditemukan justru bekas pembakaran lahan tebu di area Desa Sigong, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon. Lokasi itu berada di dekat Km 219+800.

  • Kabidhumas Polda Jabar menyatakan bahwa klaim meteor jatuh tidak dapat dikonfirmasi berdasarkan temuan fisik lapangan. 

BMKG & Pengamatan Seismograf

  • BMKG mencatat getaran kecil menggunakan perangkat seismograf sekitar pukul 18:39:12 WIB, yang kemungkinan berkaitan dengan gelombang kejut (jika ada benda bergerak sangat cepat) — tetapi BMKG memastikan bahwa getaran tersebut bukan gempa bumi.

  • BMKG juga menyebut bahwa tidak ada aktivitas cuaca ekstrem atau petir yang tercatat di wilayah Cirebon saat itu, meniadakan kemungkinan bahwa suara dentuman berasal dari fenomena meteorologis biasa.

  • Namun, BMKG menyebut bahwa urusan benda langit seperti meteor atau satelit masuk atmosfer bukan berada di ranah BMKG melainkan lembaga antariksa seperti BRIN.

BRIN & Peneliti Astronomi

  • Peneliti utama riset antariksa di BRIN, Thomas Djamaluddin, menyatakan bahwa fenomena bola api kemungkinan besar adalah meteor (fireball) yang melintasi atmosfer dan meledak di ketinggian (airburst).

  • Menurut dia, jika benda meteor cukup besar, ketika memasuki lapisan atmosfer yang lebih padat, akan menghasilkan gelombang kejut atau dentuman (sonic boom). Hal ini berpotensi menghasilkan suara keras yang terdengar di permukaan bumi tanpa benda itu sendiri mencapai tanah.

  • Dia menduga lintasan meteor melalui arah barat-selatan atau barat daya ke timur laut melewati wilayah Kuningan dan Cirebon, lalu jatuh ke Laut Jawa.

  • BRIN juga menyebut bahwa jika meteor meledak di udara atau habis terbakar sebelum mencapai permukaan, maka fragmen besar tidak meninggalkan jejak di daratan.

Analisis Ilmiah & Penafsiran

Agar pembaca memahami lebih dalam, berikut penjelasan ilmiah dari fenomena seperti bola api + dentuman:

Meteor & Fireball

  • Meteor adalah benda langit (biasanya batu atau logam kecil) yang memasuki atmosfer bumi dan terbakar akibat gesekan udara, menghasilkan cahaya terang di langit. Jika meteor tersebut cukup besar dan terang, ia disebut fireball (bola api).

  • Ketika meteor bergerak sangat cepat (dengan kecepatan supersonik), ia dapat menghasilkan gelombang kejut udara yang terdengar sebagai suara dentuman keras saat meledak di atmosfer. Ini yang disebut sonic boom.

  • Jika meteor pecah atau meledak di ketinggian, fragmen kecilnya bisa terbakar habis dan tidak mencapai permukaan bumi — sehingga tidak meninggalkan sisa benda yang bisa ditemukan.

Alternatif: Benda Antariksa Buatan

  • Satelit, roket, atau bagian dari satelit yang memasuki atmosfer juga bisa terbakar dan menghasilkan bola api dan jejak cahaya.

  • Namun perbedaan kecepatan, bentuk lintasan, dan pola cahaya biasanya berbeda dari meteor alami.

  • Bila benda antariksa buatan, kemungkinan ada info peluncuran atau re-entry dari lembaga luar angkasa (jika publik) — namun hingga saat ini tidak ada konfirmasi bahwa ada re-entry satelit besar di wilayah Cirebon saat itu.

Pembakaran Lahan & Ilusi Visual

  • Fakta bahwa kepolisian menemukan bekas pembakaran lahan (terutama lahan tebu) di dekat lokasi pengamatan bisa menjadi sumber cahaya tambahan yang membingungkan, terutama jika cahaya api atau asap tinggi menimbulkan ilusi visual di langit malam.

  • Namun, pembakaran lahan sendiri tidak bisa menjelaskan suara dentuman keras atau gelombang kejut — fitur khas meteor besar atau benda cepat yang masuk atmosfer.

Kombinasi Faktor

  • Kemungkinan besar fenomena tersebut dipengaruhi oleh kombinasi meteor yang melintas + bekas pembakaran di darat sebagai sumber cahaya lokal yang memperkuat efek visual.

  • Pola lintasan dan suara yang terdengar lebih konsisten dengan fenomena meteor / fireball daripada aktivitas pembakaran lahan saja.

Spekulasi, Kontroversi & Pertanyaan Terbuka

  • Sebagian warga awalnya menduga suara dentuman berasal dari ledakan kendaraan besar atau bahan peledak—apalagi suara tersebut sangat keras.

  • Ada juga yang mempertanyakan apakah benda tersebut bisa jadi roket militer atau pesawat militer. Namun tidak ada laporan penerbangan militer di wilayah tersebut yang cocok dengan waktu kejadian.

  • Beberapa skeptis berargumen bahwa ekspektasi “meteor jatuh” bisa memperbesar interpretasi visual biasa menjadi fenomena luar biasa.

  • Pertanyaan kunci yang belum terjawab:
     • Apakah ada fragmen atau sisa benda yang bisa ditemukan di laut/bumi di zona jatuh yang mungkin belum terdeteksi?
     • Apakah stasiun pengamatan astronomi lokal (jika ada) merekam lintasan benda tersebut?
     • Apakah fenomena serupa pernah terjadi di wilayah Jawa Barat sebelumnya dan bisa menjadi pola berulang?

Implikasi & Pelajaran

  • Literasi sains publik semakin penting
    Fenomena seperti ini sering menimbulkan desas-desus dan hoaks bila masyarakat tidak memiliki pemahaman dasar tentang meteor, gelombang kejut, dan benda langit.
  • Peran media & media sosial
    Video warga yang viral memainkan peran besar membentuk persepsi publik. Media perlu berhati-hati menayangkan klaim ekstrim tanpa verifikasi.
  • Kerjasama antar lembaga riset & pemerintah daerah
    BPBD, BMKG, BRIN, dan lembaga astronomi lokal idealnya memiliki koordinasi cepat agar data pengamatan dapat dibagikan publik.
  • Monitoring fenomena langit & observatorium lokal
    Bila ada observatorium lokal atau kelompok astronom amatir, mereka bisa merekam dan membantu verifikasi kejadian serupa di masa depan.
  • Penggunaan data sensor & alat seismograf publik
    Catatan seismograf lokal, sensor atmosfer, kamera langit malam, dapat membantu mengkonfirmasi lintasan dan posisi meteor.

Kesimpulan

Fenomena bola api yang melintas di langit Cirebon dan suara dentuman yang menyertainya memang benar-benar terjadi dan menjadi viral di media sosial. Berdasarkan penyelidikan awal, kepolisian tidak menemukan jejak meteor di permukaan darat, melainkan menemukan bekas pembakaran lahan tebu. Sementara itu, BMKG mencatat getaran udara, dan BRIN menilai fenomena tersebut kemungkinan besar adalah meteor yang meledak di udara (airburst).

Meski belum ada bukti fisik yang kuat, kombinasi data pengamatan, kesaksian warga, dan analisis ilmiah mengarah ke interpretasi bahwa ini adalah meteor yang terbakar di atmosfer — bukan ledakan di darat atau aktivitas manusia biasa.

📚 Daftar Referensi (APA Style, tanpa tautan)

  • BMKG. (2025). Penjelasan Awal Terkait Laporan Fenomena Cahaya di Langit Cirebon. Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
  • LAPAN (BRIN). (2025). Kajian Awal Fenomena Dugaan Meteor atau Sampah Antariksa di Langit Jawa Barat. Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  • Kompas.com. (2025). Fenomena Bola Api di Langit Cirebon Bikin Heboh, Ini Penjelasan Ilmiah BMKG. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
  • DetikNews. (2025). Warga Cirebon Heboh Lihat Cahaya Terang Seperti Bola Api di Langit Malam. Jakarta: Detik Network.
  • CNN Indonesia. (2025). BMKG Telusuri Cahaya Misterius di Langit Cirebon, Diduga Meteor yang Terbakar di Atmosfer. Jakarta: Trans Media.
  • Liputan6.com. (2025). Fenomena Bola Api di Langit Cirebon, Ahli Jelaskan Dugaan Asal Usulnya. Jakarta: KapanLagi Youniverse.
  • Suara.com. (2025). Viral Bola Api di Langit Cirebon, Netizen Sebut Mirip Meteor Jatuh. Jakarta: Suara Network.
  • Katadata.co.id. (2025). Analisis Ilmiah tentang Fenomena Langit dan Dampaknya terhadap Persepsi Publik. Jakarta: Katadata Insight Center.
  • The Jakarta Post. (2025). Indonesians Report Seeing Fireball Across the Sky: Possible Meteor Event. Jakarta: PT Bina Media Tenggara.
  • National Aeronautics and Space Administration (NASA). (2024). Understanding Fireballs and Meteor Events in the Earth’s Atmosphere. Washington, D.C.: NASA Science Mission Directorate.

Comments