Drama di Balik Layar Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong: Konflik, Kontroversi, dan Perubahan Besar

Drama di Balik Layar Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Timnas Indonesia mengalami transformasi besar sejak kedatangan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STY), pada akhir 2019. Ia datang dengan segudang pengalaman setelah sukses membawa Korea Selatan ke Piala Dunia 2018. Harapan besar pun disematkan kepadanya: membangun Timnas yang lebih profesional, disiplin, dan berdaya saing di level Asia. Namun, perjalanan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia tidak selalu mulus. Di balik keberhasilan yang mulai terlihat, terdapat drama-drama menarik yang mewarnai perjalanannya.

Drama di balik layar Timnas Indonesia era Shin Tae-yong, konflik pemain dan perubahan besar gaya bermain

1. Disiplin Tinggi ala Korea Selatan

Sejak awal kedatangannya, Shin Tae-yong menekankan pentingnya disiplin, mental baja, dan fisik prima. Program latihan intensif yang diberikan seringkali membuat para pemain kewalahan. Latihan keras ini bahkan sempat menjadi kontroversi karena dianggap terlalu berat. Namun STY yakin tanpa kedisiplinan, Timnas Indonesia sulit bersaing di level internasional.

Tidak sedikit pemain yang mengeluh secara diam-diam karena metode latihannya yang dianggap terlalu keras. Tetapi, hasilnya mulai terlihat ketika stamina dan daya juang Timnas meningkat signifikan di berbagai pertandingan resmi.

2. Konflik Internal Pemain

Salah satu drama paling mencolok di balik layar adalah terungkapnya konflik antar pemain dalam pemusatan latihan. Pada masa persiapan Timnas U-19, pernah terjadi ketegangan fisik antara dua pemain muda saat training camp di Timur Tengah. Perkelahian itu mengejutkan publik setelah bocor ke media, meskipun PSSI dan STY berusaha meredamnya.

Bagi Shin Tae-yong, konflik seperti ini wajar terjadi selama kompetisi internal tinggi. Namun, ia juga menegaskan bahwa mentalitas pemain harus ditempa agar bisa tetap solid meski ada persaingan ketat.

3. Ketegangan dengan PSSI

Shin Tae-yong tidak hanya berhadapan dengan para pemain, tetapi juga dengan federasi. Ia beberapa kali bersitegang dengan PSSI terkait program latihan dan pemusatan latihan di luar negeri. Misalnya, ketika ia meminta Timnas U-19 berlatih di Korea Selatan, PSSI awalnya menolak karena faktor biaya. Namun, STY bersikeras karena ia percaya metode latihan di negaranya bisa meningkatkan kualitas fisik dan mental pemain.

Hubungan Shin Tae-yong dan PSSI memang sering naik-turun. Meski begitu, kedua pihak tetap saling membutuhkan: PSSI butuh hasil, sedangkan STY butuh dukungan penuh untuk menjalankan visinya.

4. Transformasi Gaya Bermain

Salah satu drama positif yang terjadi adalah perubahan gaya bermain Timnas Indonesia. Shin Tae-yong berani mengubah tradisi lama dan memperkenalkan gaya bermain modern dengan pressing tinggi, transisi cepat, dan penguasaan bola yang lebih terstruktur.

Awalnya, gaya ini sulit diterapkan karena kualitas fisik pemain yang belum memadai. Namun seiring berjalannya waktu, hasil mulai terlihat. Puncaknya adalah ketika Timnas Indonesia tampil mengesankan di Piala AFF 2020 dan berhasil lolos ke Piala Asia 2023.

5. Naturaliasi Pemain dan Kontroversi Publik

Drama lain yang cukup sering muncul adalah terkait proses naturalisasi pemain keturunan. Shin Tae-yong dikenal aktif merekomendasikan pemain diaspora seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, hingga Shayne Pattynama. Keputusan ini menuai pro-kontra: ada yang mendukung karena bisa meningkatkan kualitas skuad, ada pula yang menilai Indonesia sebaiknya tetap fokus pada talenta lokal.

Bagi STY, naturalisasi adalah strategi realistis untuk mengangkat level permainan Timnas dalam waktu singkat. Publik pun terbelah antara yang memuji langkah ini dan yang mengkritisi.

6. Mentalitas Juara yang Mulai Terbentuk

Meski penuh drama, tidak bisa dipungkiri bahwa mentalitas pemain Timnas Indonesia kini jauh lebih kuat dibanding era sebelumnya. Pemain lebih disiplin, percaya diri, dan berani menghadapi lawan berat. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan menahan imbang tim-tim kuat Asia serta tampil kompetitif di kualifikasi Piala Dunia.

7. Masa Depan Shin Tae-yong dan Timnas

Hingga kini, publik masih bertanya-tanya apakah Shin Tae-yong akan bertahan lebih lama bersama Timnas Indonesia. Kontraknya memang beberapa kali diperpanjang, namun isu perbedaan visi dengan federasi masih sering terdengar. Terlepas dari itu, satu hal yang pasti: kehadiran STY telah membawa warna baru dan meninggalkan jejak mendalam dalam perkembangan sepak bola Indonesia.


Kesimpulan

Drama di balik layar Timnas Indonesia era Shin Tae-yong menjadi bukti bahwa membangun sepak bola tidak hanya soal teknik di lapangan, tetapi juga manajemen emosi, disiplin, dan politik internal. Meski penuh dinamika, perjalanan ini justru memperlihatkan kemajuan nyata. Dari konflik pemain, ketegangan dengan federasi, hingga perubahan gaya bermain, semua menjadi bagian dari proses menuju Timnas yang lebih matang.

Jika Shin Tae-yong bisa terus konsisten dengan visinya, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia akan segera menjadi kekuatan baru di Asia.

1/Post a Comment/Comments

Post a Comment

Ads1
Ads2