Kamus Cambridge Tambah 6.000 Kata Baru: Skibidi, Delulu, hingga Broligarchy Resmi Masuk

Perubahan Bahasa yang Tak Terbendung
Bahasa adalah makhluk hidup. Ia terus berkembang seiring dengan budaya, teknologi, serta cara manusia berkomunikasi. Salah satu bukti nyata datang dari Kamus Cambridge yang pada Agustus 2025 mengumumkan penambahan 6.000 kosakata baru. Keputusan ini menegaskan bahwa kamus tidak hanya berfungsi sebagai penuntun bahasa formal, tetapi juga sebagai cermin perubahan sosial dan budaya.

Kamus Cambridge Tambah 6.000 Kata Baru: Skibidi, Delulu, hingga Broligarchy Resmi Masuk

Kata-kata baru yang masuk bukan hanya istilah akademis, tetapi juga berasal dari dunia internet, musik, politik, hingga gaya hidup sehari-hari. Hal ini menandakan bahwa bahasa formal kini semakin inklusif terhadap tren yang muncul di ruang digital.


Kata-Kata Baru yang Jadi Sorotan
Dari ribuan kata baru yang ditambahkan, beberapa istilah langsung mencuri perhatian publik, antara lain:

1. Skibidi: 
Istilah yang berawal dari lagu viral dan tren meme di internet. Kata ini melambangkan gaya ekspresi generasi muda yang cenderung unik, absurd, dan penuh kreativitas.

2. Delulu: 
Singkatan dari delusional, sering dipakai di media sosial untuk menggambarkan seseorang yang berkhayal terlalu jauh, misalnya soal cinta atau kehidupan ideal.

3. Broligarchy: 
Kombinasi dari kata bro dan oligarchy, dipakai untuk menyindir kelompok kecil yang mendominasi atau memegang kekuasaan, biasanya dalam konteks humor politik.

Kehadiran kata-kata ini menandakan bahwa bahasa internet kini bukan sekadar bahasa gaul sesaat, tetapi telah menjadi bagian penting dari komunikasi global.



Mengapa Cambridge Menambahkan Kata-Kata Ini?
Ada beberapa alasan utama mengapa kamus sekelas Cambridge perlu menambahkan ribuan kata baru:

1. Relevansi Sosial
Bahasa yang tidak mengikuti perkembangan zaman akan kehilangan relevansinya. Penambahan kata-kata baru menjaga kamus tetap sesuai dengan kebutuhan pembaca modern.

2. Pengaruh Media Sosial
Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter telah menciptakan ekosistem bahasa baru. Istilah viral yang awalnya muncul sebagai candaan kini bisa menjadi bagian komunikasi sehari-hari.

3. Globalisasi Budaya
Generasi muda dari berbagai negara menggunakan istilah serupa tanpa batas geografis. Hal ini membuat kata-kata tertentu menjadi bagian dari bahasa internasional.

4. Inovasi dan Kreativitas
Setiap generasi ingin mengekspresikan diri dengan cara berbeda. Penambahan kosakata baru memberi ruang bagi kreativitas tersebut untuk diakui secara resmi.
Dampak Penambahan 6.000 Kata Baru
Keputusan Cambridge tidak hanya berpengaruh bagi dunia akademis, tetapi juga masyarakat luas. Berikut beberapa dampaknya:

1. Pendidikan
Guru dan pelajar kini harus menyesuaikan diri dengan kosakata baru, terutama dalam pelajaran bahasa Inggris. Hal ini dapat memperkaya materi pembelajaran dan membuat bahasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.

2. Media & Jurnalisme
Media massa dapat menggunakan istilah-istilah baru dengan legitimasi yang lebih kuat, karena sudah diakui oleh kamus resmi.

3. Budaya Populer
Kosakata baru memperkuat pengaruh budaya digital dan menunjukkan betapa besar peran generasi muda dalam membentuk bahasa modern.

4. Bisnis & Marketing
Brand dan perusahaan bisa memanfaatkan istilah populer untuk mendekatkan diri dengan audiens muda, sehingga strategi pemasaran lebih relevan.
Bahasa Digital: Dari Gaul Menjadi Formal
Penambahan ribuan kata ini juga mematahkan anggapan bahwa bahasa gaul hanya bersifat sementara. Banyak kata yang lahir dari media sosial akhirnya bertahan lama dan masuk ke kamus formal.

Fenomena ini mirip dengan bagaimana dulu kata-kata seperti selfie, emoji, atau hashtag awalnya dianggap bahasa gaul, tetapi kini sudah diterima secara luas dalam komunikasi resmi.

Dengan langkah Cambridge ini, generasi digital mendapatkan pengakuan bahwa bahasa yang mereka gunakan sah untuk diabadikan.


Tantangan di Masa Depan
Meskipun penambahan kata baru adalah langkah maju, hal ini juga menimbulkan tantangan. Salah satunya adalah bagaimana menjaga agar bahasa tetap jelas dan tidak terlalu dipenuhi istilah yang hanya dimengerti kelompok tertentu.

Selain itu, perubahan bahasa yang begitu cepat bisa membuat generasi tua sulit mengikuti. Oleh karena itu, penting bagi kamus dan lembaga bahasa untuk terus menyeimbangkan antara mempertahankan standar akademis dan menerima dinamika bahasa populer.


Kesimpulan
Penambahan 6.000 kata baru dalam Kamus Cambridge menunjukkan betapa bahasa terus bergerak mengikuti perkembangan zaman. Dari istilah viral seperti skibidi hingga ungkapan sindiran seperti broligarchy, semua menegaskan bahwa dunia digital punya pengaruh besar dalam membentuk komunikasi manusia modern.

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas budaya. Dengan adanya pengakuan resmi dari kamus ternama, generasi muda kini dapat melihat bahwa ekspresi mereka di media sosial bukan sekadar tren, tetapi juga bagian dari sejarah bahasa global.

0/Post a Comment/Comments

Ads1
Ads2